Berjuanglah Faldo Maldini!

Pemuda yang masih berusia 29 tahun ini menarik perhatian saya sejak menjadi salah seorang juru bicara Prabowo pada pemilihan Presiden yang lalu. Hanya terpaut satu tahun lebih muda dari saya, tentu menambah kekaguman terhadap dirinya yang masih di usia muda. Sudah berkelas tokoh nasional.

Tidak pernah kenal secara langsung, namun awal mengenalnya saat muncul disalah satu acara televisi. Lalu menjadi pengikutnya di twitter. Dari setiap cuitannyalah mulai mengikuti kegiatan dan sedikit alur berpikirnya. Ditambah tontonan beberapa acara televisi dan video di youtube.

Saat hasil hitung cepat pilpres keluar, faldo mengeluarkan beberapa peryataan yang mengundang kontroversial rekan satu tim pemenangannya. Waktu itu saya berpikir, faldo akan segera menyatakan dukungan terhadap Jokowi. Teryata faldo tidak pernah melakukannya. Faldo hanya tidak ingin ikut larut disebuah hasil yang menurutnya sudah ada kepastian.

Gagal jadi anggota DPR RI, saya berpikir faldo pasti akan menjadi orang yang setiap saat akan secara nyinyir mengkritik Jokowi, teryata itu pun tidak dilakukannya. Dia justru meninggalkan hiruk pikuk tersebut, waktu itu belum terdengar dia akan berbuat apa.

Belakangan, terkabarlah faldo berkeinginan menjadi salah seorang kepala darah sumatera barat. Tapi terganjal karena usianya tidak sesuai dengan yang di persyaratkan oleh undang-undang. 

Bahkan PAN yang di partai itu dirinya menjabat sebagai wakil sekretaris jendral pun ditinggalkan, alasannya agar tidak menyebabkan kegaduhan di tubuh PAN atas pencalonanya sebagai kepala daerah. Karena proses pencalonannya harus dimulai dengan sebuah persidangan di mahkamah konstitusi untuk menguji pasal pada undang-undang yang mengatur persyaratan usia.

Hengkang dari PAN, Faldo masuk ke PSI, partai yang memberikan dukungan kepadanya untuk maju sebagai kepala daerah dengan slogan "Sumagaik Baru" yang memiliki arti semangat baru. Dukungan yang diberikan pun tidak tanggung-tanggung salah seorang pengurus PSI menjadi kuasa hukum faldo dalam melakukan uji materi di MK. Pria itu adalah rian ernest, pria yang sebenarnya kerap menjadi lawan debat faldo di pilpres.

Meski demikian, dua pria yang merupakan lulusan universitas indonesia ini dan sama-sama pernah aktif di BEM UI, teryata memiliki kedewasaan politik yang tinggi. Dalam acara QnA metro tv, mereka berdua mengakui perdebatan yang mereka lakukan semasa pilpres adalah perdebatan untuk memberi kesempatan masyarakat agar jauh lebih mengenal pasangan yang mereka dukung. Bukan perdebatan yang bersifat pribadi. Sehingga saat pilpres telah selesai tidak ada dendam yang terbawa-bawa.

Masih muda, sudah pernah menjabat wasekjen PAN, pernah juru bicara pasangan calon pilpres dan saat ini akan maju sebagai calon kepala daerah, menambah rentetan kekaguman saya terhadapnya. Bahkan kekaguman itu sampai pernah sengaja, mengungah di facebook, tangkapan layar profil twitter faldo yang saat itu masih menunjukkan tanggal lahirnya. Untuk menyatakan kekaguman terhadap usianya yang masih muda dengan perannya di pilpres itu.

Jika susah mengingat para pendiri bangsa ini, yang diusia muda mereka pun mampu melakukan banyak hal. Untuk dijadikan motivasi, seharusnya faldo layaklah dijadikan sebagai motivasi kaum milenial untuk berbuat bagi bangsa ini.

Selamat berjuang Faldo!

0 Komentar