Nostalgia GMNI Sibolga Tapteng

 

Hari ini saya bertemu dengan mereka, Edu Laoli, Gabriel Gultom dan Sinta Napitupulu, yang ketika masih kuliah direkrut untuk menjadi kader GMNI, saat cabang GMNI akan dibentuk di Sibolga dan Tapteng sekitar tahun 2010 yang lalu.

Tentu saat ini mereka sudah tidak kuliah lagi dan tidak juga ber GMNI lagi. Karena tidak ada satu orang pun yang bisa dan mungkin ber GMNI seumur hidupnya, sebab demikian aturan organisasinya.

Merekalah DPC GMNI Sibolga Tapteng pertama. Salah seorang dari mereka bahkan pernah jadi Korda GMNI Sumut. 

Sebagai seorang yang terlibat, wajarlah saya punya cerita, awal perekrutan anggota GMNI Sibolga Tapteng. Saya sendiri dimasa itu adalah salah seorang DPC GMNI Gunungsitoli - Nias.

Bermula ketika Korda GMNI Sumut kala itu dipimpin bung Hasan Lumbanraja sebagai ketua dan bung musa sebagai sekretaris memberikan dua tugas kepada kami yakni saya dan hotmarudur siringo-ringo untuk bekerja dilapangan serta bang dasuki siregar untuk mendukung dan mengarahkan dua kegiatan yakni pelatihan kader dan perekrutan calon anggota GMNI.

Pelatihan kader untuk yang sudah anggota GMNI, pesertanya dari cabang-cabang yang ada saat itu. Sembari menyiapkan pelatihan kader itu, saya bertugas jalan ke kampus untuk merekrut calon anggota. 

Dalam pelatihan kader, saya pun ikut serta sebagai peserta. Sekaligus juga terus membantu setiap kesiapan pelatihan kader, seperti logistik peserta dan hal lainnya.

Efeknya kecapeaan, usai pelatihan kader, akhirnya tepar. Meski demikian, calon anggota tadi yang sudah sempat saya komunikasikan secara langsung dikampus - kampus, dikumpul dan akhirnya mengikuti Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB). Saat itu saya hanya sempat hadir di hari-hari terakhir hanya beberapa jam. 

Dihari-hari setelah PPAB itu, saya masih sempat beberapa kali ikut berkumpul dengan mereka. Hingga akhirnya saya harus kembali ke gunungsitoli, karena kuliah.

Setelah itu, berjalanlah proses organisasi yang kurang saya ketahui hingga terbentuklah DPC GMNI defenitif. 

Dan setelah sekian tahun lamanya, regenerasi kepengurusan berikutnya baru bisa terjadi pada 2019/2020 yang lalu. Terlepas dari benar salahnya apa yang terjadi. Namun terjadinya regenerasi adalah hal yang baik.

Hari ini kami bertemu, itulah yang mengingatkan saya atas proses pembentukan itu. Setiap orang yang terlibat tentu punya cerita berbeda, yang bisa saling melengkapi agar sejarah menjadi utuh.

Namun pertemuan kami, bukan untuk bicara nostalgia kala itu. Karena itu sudah jadi sejarah, kami bicara bagaimana selanjutnya! 

Bagaimana selanjutnya, tidaklah bisa saya ceritakan saat ini. Karena cerita nanti, biarlah nanti diceritakan.

0 Komentar