Dari Pada Ahok Lebih Baik Azwar Anas


Ahok yang kini ingin dikenal dengan BTP bersama 3 orang lainnya yakni Bambang Brodjonegoro, Tumiyana dan Abdullah Azwar Anas telah diumumkan menjadi calon kepala Badan Otoritas Ibu Kota Negara (IKN).

Jabatan yang menurut Jokowi nantinya seperti CEO tersebut akan bertugas menyiapkan segala sesuatu terkait ibu kota baru yang telah ditetapkan di Penajam Paser Utara. Nantinya CEO yang ditunjuk dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. 

Perpres tentang badan otoritas tersebut pun menurut Jokowi akan segera ditandatangani, yang selanjutnya akan menetapkan nama CEO untuk badan tersebut.

Bambang Brodjonegoro yang sejak periode pertama Jokowi jadi Presiden telah masuk kabinet hingga saat ini menjabat Menristek, Tumiyana orang lama di BUMN yang saat ini menjabat Dirut PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan BTP dengan segala kontroversialnya saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina. Ketiganya masih memiliki pekerjaan dijabatan mereka saat ini, untuk mendukung pekerjaan Jokowi.

Sementara Azwar Anas, saat ini menjabat sebagai Bupati Kabupaten Bayuwangi periode ke 2 dengan akhir masa jabatan Februari 2021 yang pilkadanya akan dilaksanakan September 2020 nanti. Dipastikan proses pemindahan ibukota yang rencananya dimulai awal 2021, saat itu azwar anas sudah tidak memiliki kesibukan utama lagi.

Jika Menjadikan BTP sebagai CEO Badan otoritas tersebut, Pemerintahan Jokowi bisa saja terlalu sibuk untuk mengklarifikasi berbagai isu yang akan dipermasalahkan terkait BTP. Sementara pembangunan Ibukota baru dipastikan akan menggandeng para investor. Mereka yang memiliki modal tentu tidak suka jika proses investasi diwarnai dengan kegaduhan dalam negeri.

Bicara soal investasi tentu terkait dengan pengusaha, dari ke empat nama hanya Tumiyanalah yang dikenal juga sebagai pengusaha. Selain lama di perusahaan negara dibidang konstruksi, Tumiyana juga dikenal sebagai pengusaha yang menjalankan bisnis peternakan sapi. Hampir sempurna, memahami konstruksi karena untuk pembangunan, namun Tumiyana bukanlah orang yang terlalu berani. Buktinya bisnisnya yang sudah beromzet 1,6 T dalam setahun, tidak membuatnya rela meninggalkan status pegawai BUMN nya. Bahkan bagi banyak orang pola bisnis yang dilakukan oleh Tumiyana adalah bisnis yang konservatif.

Sedangkan Bambang Brodjonegoro sebelum menjadi menteri adalah seorang akademisi, yakni Dosen FE UI sudah sangat tepat jika tetap menjabat sebagai kemenristek.

Dengan demikian Abdullah Azwar Anas, pria yang semenjak menjabat hingga 2019 kemarin selalu berhasil membuat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bayuwangi lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi secara nasional tersebut lebih tepat jika dijadikan Jokowi sebagai CEO Badan Otoritas itu.

Azwar Anas memiliki kemampuan seperti seorang CEO, terlihat dari kemajuan kabupaten bayuwangi. Padahal dulunya bayuwangi seperti sulit untuk maju. Karena jauh dari mana saja. 

Karena kemampuannya itu, dirinya kerap diundang dibeberapa daerah untuk memaparkan bagaimanacara menjadikan bayuwangi lebih maju dan berkembang.

Azwar Anas pun bukanlah sosok yang manut pada investor. Meski dirinya membutuhkan investor untuk menggerakkan ekonomi. Azwar tetap mengarahkan investasi sesuai dengan programnya. Salah satunya pembangunan themepark di Kabupaten Banyuwangi senilai Rp 150 miliar yang dikerjakan Jatim Park Group, Azwar Anas meminta ada wahana khusus yang mengangkat ciri khas lokal Banyuwangi, seperti Kawah Ijen dan Pantai Sukamade.

Bahkan untuk melindungi UMKM, Azwar membatasi pembukaan alfamart dan Indomaret di daerahnya. Bukan itu saja, berbagai prestasi dan inovasi pun telah banyak yang dilakukannya. Jika kita ketik namanya di pencarian google, yang muncul adalah berita baik semuanya.

Potensi seperti yang dimiliki Azwar, secara politik pun sangat mendukung dirinya sebagai CEO badan otoritas tersebut. Karena Azwar adalah kader PDI Perjuangan. Sebagai pria yang sangat berpotensi, akan sangat rugi jika Jokowi tidak segera memanfaatkan kemampuan Azwar. 3 calon lain jika pun tidak jadi sebagai CEO, masih memiliki jabatan untuk berkiprah. Sementara Azwar akan berakhir Februari 2020 nanti di pemerintahan.

Jadi dari pada Ahok lebih baik Azwar Anas yang pimpin badan otoritas ibu kota negara itu.

2 Komentar

  1. Hahahaha... Ini mah isinya pendapat pribadi yang dibangun dari wawasan penulis yang dangkal tentang berbagai hal yang ditulisnya. Sebaiknya, kalau mau menulis dan mengkaji hal-hal sekaliber ini, perluas dulu wawasan dengan banyak membaca, banyak literasi, banyak referensi. Anda mencoba membangun opini dan memberi penilaian terhadap orang-orang yang jauh lebih besar dari Anda hanya berdasarkan informasi dari media sosial dan media online? Kasihan Anda...

    Kalau semua tulisan Anda semua begini, blog ini ya gini gini aja. Sudahlah. Menulislah tentang hal lain yang benar-benar sudah Anda kuasai. Ini demi kemajuan Anda dan blog Anda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah membaca dan memberi masukan. Cuma sayang sekali anda berkomentar dengan anonim.

      Kalau harus menunggu wawasan luas baru menulis, saya pikir tulisan tidak akan pernah dimulai.

      Penulis terkenal pun, memulai tulisannya dari yang biasa-biasa saja

      Hapus

Silakan Tinggalkan Komentar