Jangankan lawan, pendukung pun terkejut dengan pilihan Jokowi. Tidak ada yang begitu yakin bahwa Ma'ruf Amin akan menjadi Wakil Jokowi. Hingga menjelang detik-detik pengumuman nama Mahfud MD lah yang diperkirakan akan mendampingi Jokowi.
Tidak Jokowi namanya, jika tidak membuat pilihan yang susah ditebak orang maksudnya. Lima tahun lalu pun demikian, saat hendak maju menjadi Capres. Jokowi memilih pasangannya Jusuf Kalla. Padahal sebelumnya Jusuf Kalla adalah orang yang mengatakan bahwa Jokowi belum layak jadi Presiden.
Pilihan Jokowi saat ini persis sama dengan pilihannya lima tahun yang lalu. Dari sisi usia, Jokowi memilih yang lebih tua, tujuannya sebagai pendamping Jokowi membutuhkan orang yang lebih arif untuk memberikan masukan dalam membuat keputusan. Kearifan pada umumnya diperoleh setelah usia semakin tua.
Dari sisi politik, Jusuf Kalla saat di pilih bukan lagi orang partai yang memegang peranan penting dalam partai meski pernah jadi Ketua Umum Partai Golkar. Demikian juga Ma'ruf, tidak punya posisi penting dalam partai namun bukan berarti dirinya tidak pernah menjadi politisi. Ma'ruf pernah beberapa kali menjadi anggota DPRD juga anggota DPR RI.
Sementara dari kesamaan komunitas agama, jika Jusuf Kalla sebagai Ketua Dewan Mesjid Indonesia (DMI) maka Ma'ruf saat ini pun sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) artinya Jusuf Kalla yang ngurus tempatnya sementara Ma'ruf yang ngurus orangnya.
Dari sisi keekonomian, Jusuf Kalla dikenal juga sebagai pengusaha sukses, ternyata Ma'ruf juga merupakan orang yang berkecimpung dalam pengembangan perbankan syariah.
Dari keempat kesamaan tersebut, jika Jokowi terpilih kembali. Pastilah suasana pemerintahan tidak jauh berbeda saat bersama dengan Jusuf Kalla. Kesamaan Usia, Politik, Komunitas dan Keekonomian membuat Jokowi bisa bekerja seperti biasa dengan wakilnya tanpa harus membutuhkan waktu lama untuk penyesuaian.
0 Komentar
Silakan Tinggalkan Komentar