Dinamika politik menjelang pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur sumatera utara semakin penuh dengan kejutan. Petahana, Tengku Erry Nuradi yang semula diprediksi pasti menjadi calon Gubernur. Tiba-tiba kehilangan dukungan dari 2 partai yang memiliki kursi di DPRD Sumatera Utara.
Dukungan pun diberikan kepada Edy Rahmayadi yang sempat dibatalkan mutasinya oleh panglima TNI. Meski pada akhirnya pengajuan pensiun dininya pun disetujui.
Edy Rahmayadi yang saat ini juga sebagai ketua umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) tentu tidak asing dengan istilah hatrick.
Dua pemilihan gubernur sumatera utara (Pilgubsu) sebelumnya pada 2008 dan 2013 dimenangkan pasangan calon yang didukung Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Pada tahun 2008 pasangan Samsul Arifin dan Gatot Pujanugroho, di Tahun 2013 Gatot Pujanugraho berpasangan dengan Tengku Erry. Dimana Gatot merupakkan kader PKS
Untuk tahun 2018, meski saat ini kursi PKS di DPRD Sumut hanya 9 kursi. Dengan koalisi bersama partai-partai lain. PKS mencoba menciptakan kemenangan yang ketiga di pilgubsu. Berkaca dari 2 pilgubsu sebelumnya dimana kader PKS yang langsung sebagai calon yang diusung. Sehingga PKS menggunakan mesin politiknya secara penuh memenangkan pasanganan yang diusung.
Edy Rahmayadi pun mencoba mengikuti jejak itu. Edy bahkan dikabarkan telah terdaftar sebagi anggota PKS. Bahkan di wikipedia pada suntingan Jumat (5/1/2018), pada informasi pribadi edy, telah dibuat berpartai politik PKS.
Pilgubsu 2008 PKS, PPP dan beberapa partai lainnya mengalahkan partai besar seperti PDIP, Golkar dan Demokrat. Di 2013 PKS dan Hanura pun berhasil membawa pasangan Gatot - Tengku kala itu. Menjelang pendaftaran pilgubsu 2018, dari dukungan yang telah dinyatakan, PKS kemungkinan akan berkoalisi dengan partai-partai yang kekuatan politiknya lebih besar dari 2 pilgubsu sebelumnya. Gerindra yang telah menyatakan dukungan, belakangan Golkar dan Nasdem pun menyampaikan hal yang sama, menjadikan Edy bakal calon yang mendapat dukungan kuat dari partai pokitik untuk bertarung di Pilgubsu.
Sehingga semakin dimungkinkan PKS menjadi partai yang hatrick mendukung pasangan yang selalu menang di pilgubsu. Meski demikian PKS juga perlu mewaspadai faktor kejenuhan dan traumatik pemilih.
Karena dalam dua kali pilgubsu yang dimenangkan PKS, maka selama dua kali itu pula Gubernur Sumut harus berurusan dengan hukum dan akhirnya di penjara akibat korupsi.
0 Komentar
Silakan Tinggalkan Komentar