Sebelum dan Setelah dilantiknya pengurus Himpunan Masyarakat Nias Indonesia (HIMNI) di kepulauan Nias. Berbagai reaksi pun muncul, terutama di media sosial. Bahkan Ketua Umum, Marinus Gea harus memberikan ruang khusus dalam sambutannya untuk menjelaskan itu.
Tulisan ini tidak untuk membela HIMNI dari segala kritikan yang disampaikan. Sebab semua orang di negara indonesia ini berhak menyampaikan pendapat, baik itu kritikan atau pujian. Penulis bukanlah pengurus atau simpatisan HIMNI.
Dimulai dari penggunaan kata Masyarakat Nias pada nama organisasi. Dimana sebagian orang memandangnya sebagai klaim Ormas HIMNI, atas keseluruhan masyarakat nias berada di nauangan mereka. Pandangan yang demikian tidaklah salah, karena setiap orang punya cara tersendiri untuk melihat sesuatu hal. Namun tidak salah juga jika melihat sisi lain, bahwa masyarakat nias yang dimaksud hanya yang mau bergabung di HIMNI saja. Ketika tidak mau bergabung di HIMNI bukan otomatis tidak dikatakan masyarakat nias.
Untuk lebih terang kita buatlah perbandingan dengan nama organisasi lainnya. Kita lihat dengan nama yang menggunakan Niha Keriso, lantas bolehkah kita mengatakan bahwa kita sebagai Niha Keriso sudah di klaim semena-mena oleh kelompok itu, sementara kita ada dikelompok berbeda yang juga Niha Keriso. Tentu semua sepakat tidak seperti itu.
Hampir semua organisasi ataupun kelompok yang mengorganisir secara legal menggunakan simbol-simbol kata universal sebagai cara menunjukkan identitasnya. Namun yang menjadi anggota hanya yang bersedia sebagai anggota saja. Begitu juga dengan HIMNI, tidak ada klaim atas keuniversalan kata masyarakat nias. Menginggat bahwa HIMNI itu adalah ormas maka, kembali pada sistem ke organisasian, bahwa hanya yang bersedia jadi anggota yang bisa dikatakan anggota bahkan jadi pengurus.
Tapi pada akhirnya mereka juga bisa mengklaim tanpa diketahu,
Benar sekali, siapa yang tahu mereka tidak melakukan itu. Tapi alangkah naifnya ketika selalu berpikiran buruk kepada orang lain. Karena suatu saat kita berbuat baik dengan tulus dan orang lain melihat itu hanya kepura-puraan, tentu akan membuat kita terpukul.
Nah...begitu juga dengan HIMNI, sebaiknya kita melihat niatan baiknya saja dulu seperti yang disampaikan oleh ketua umumnya. Bahwa pembentukan kepengurusan HIMNI di pulau nias mengingat pulau nias adalah muara perjuangan HIMNI, sehingga meraka perlukan kepengurusan ormas tersebut hadir di pulau nias.
Nah...begitu juga dengan HIMNI, sebaiknya kita melihat niatan baiknya saja dulu seperti yang disampaikan oleh ketua umumnya. Bahwa pembentukan kepengurusan HIMNI di pulau nias mengingat pulau nias adalah muara perjuangan HIMNI, sehingga meraka perlukan kepengurusan ormas tersebut hadir di pulau nias.
Untuk kepentingan politik, begitulah juga pendapat lainnya. Ada apa dengan kata politik. Mengapa politik menjadi seperti sesuatu yang tidak baik. Kalau ada orang-orang partai politik yang tidak baik, apakah boleh menyatakan bahwa politik tidak baik. Apakah boleh juga kita katakan bahwa gereja tidak baik, jika suatu saat nanti ada pendeta yang tidak baik juga.
Meski demikian, tidaklah elok mengatakan bahwa kegiatan HIMNI sebagai kepentingan politik tertentu, pasalnya yang berhimpun di HIMNI tersebut bukan dari satu partai politik. Sehingga sangat berat jika memaksakan kepentigan politik perorangan.
Ketua umumnya seorang politisi partai tertentu ada kemungkinan dia akan manfaatkan ormas tersebut untuk dirinya. Peryataan tersebut justru tidak mendasar, apalagi jika orang yang mengatakannya orang partai politik berbeda. Bisa saja peryataan itu keluar karena merasa tidak mampu bersaing dengan ketua umumnya atau pun orang lain di ormas itu jika tiba waktunya nanti.
Melihat kebutuhan pembentukan HIMNI di pulau nias, adalah baiknya jika kita membiarkan semuanya di uji oleh waktu dan sebaiknya tidak menggunakan standar ganda. Ketika kita mengkritik penggunaan nama universal di HIMNI, maka kritik jugalah ormas lain yang menggunakkan nama universal. Ketika kita mengkritik HIMNI untuk kepentingan politik. Maka kritik jugalah ormas atau perorangan yang berbuat baik dan tulus memberi di pulau nias, bahkan termasuk jika itu saudramu. Jika mengkiritk tidak ada manfaatnya HIMNI di pulau nias, maka kritik jugalah ormas lainnya dengan mengatakan tidak bermanfaat di pulau nias.
Dan jika anda sudah melakukan semua kritikan itu, maka kritik jugalah diri anda. Jika itu pun juga anda lakukan.
Situ waras?????
Honogö'o!!!!!!!
0 Komentar
Silakan Tinggalkan Komentar