Sewaktu tulisan ini dibuat, aku lagi berada di medan usai mengikuti forum koordinasi antar cabang (FORKORANCAB) GmnI Sumatera Utara. Acara hajatan ini memberikan hal diluar perkiraanku yang mungkin akan kutuliskan pada tulisan berikutnya.
Berawal dari, aku mengenal Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GmnI) Nias pada bulan maret 2008, maka petualangan kehidupanku menjadi berubah. Kehidupan sehari-hari yang terfokus pada perkuliahan berubah drastis. Sebab aku merasa telah menemukan wadah tempat penyaluran pemikiranku.
Dahulu sebelum mengenal kampus, begitu anti dengan yang namanya demonstrasi. Mengangap bahwa demonstrasi itu adalah hal terbodoh yang dilakukan sebab apa saja yang didemonstrasikan akan berakhir begitu saja. Namun hal itu berubah berawal setelah menjadi salah seorang DPC GmnI Nias pada mei 2008.
Sekitar seminggu menjadi DPC, aksi pertamaku di mulai dengan rasa takut, namun tetap harus berjalan. Apalagi saat itu pertama sekali menjadi orator yang belum tahu sebenarnya bagaimana menjadi seorang orator. Hari - hari berikutnya banyak diskusi tentang aksi dengan orang - orang yang telah berpengalaman. Sehingga pemikiran yang terkungkung selama ini tentang aksi telah tercerahkan.
Hingga aksi ke dua yang pada saat itu menjadi pimpinan aksi dengan isu penolakan kenaikan BBM perasaan ketidakmengertian masih menyelimuti. Tapi seiring berjalan waktu teryata aksi merupakan langkah untuk mengontrol segala kebijakan yang tidak prorakyat, cara mengingatkan salah benarnya langkah yang diambil.
Sejak saat itu aksi-aksi yang lain pun terus berkesinambungan. Karena prinsipnya kita mahasiswa bukan pengambil kebijakan. Kita hanya berusah mengingatkan dan mengontrol berjalannya kebijakan.
0 Komentar
Silakan Tinggalkan Komentar