Diluar bukan berarti tidak ikut serta

Sebuah sistem terkadang membuat orang terjerat kebebasannya,kebebasan dalam mengutarakan pendapat bahkan untuk berpikir kritis. Hal ini disebabkan pengaruh kondisi yang terjadi di dalam sistem (yang pada umummya buruk) disebabkan oleh orang-orang yang ada didalam sistem tersebut. Seorang yang tidak pernah tercela sekalipun jika masuk kedalam sistem yang didalamnya mayoritas memiliki suatu perilaku tertentu maka dengan sendirinya akan berperilaku sama dengan kelompok mayoritas tadi.

Seperti ilustrasi yang sering digunakan yakni tentang sekelompok orang gila dan satu orang sadar. Ketika satu orang sadar tadi mengatakan sekelompok orang tadi gila, maka yang terjadi malah sebaliknya sekelompok orang gila tadi akan mengatakan satu orang sadar tadi adalah orang gila.

Akibat hal tersebut, satu orang sadar tadi karena telah dikatakan gila oleh kelompok mayoritas maka dengan sendirinya orang sadar tersebut mengakuinya dan bahkan menjadi gila benaran bersama kelompok orang gila sebelumnya.

Hal tesebut disebabkan pengaruh empiris yang ada disekitar sehingga dengan sendirinya akan membentuk karakter, watak dan perilaku seseorang. Ketika sebuah kepentingan atau bahkan eksitensi kelompok yang diperjuangkan sudah lari dari nilai-nilai ide/gagasan dan hal ini diketahui oleh beberapa orang dalam kelompok tersebut mengetahuinya maka terpaksa orang tersebut hanya diam dan bahkan membenarkan tingkah laku tersebut. Sebab orang tersebut adalah bagian dari kelompok tadi.

Mengalienasikan diri adalah suatu perilaku yang dengan sengaja mengasingkan diri dari suatu komunitas/kelompok. Pengasingan diri yang dimaksud disebabkan adanya perilaku didalam kelompok yang secara terus menerus berulang dan dipandang tidak baik serta mampu merubah perilaku seseorang seperti perilaku kelompok tersebut.

Oleh karena itu telah berakar dan disadari seseorang bahwa tak baik ketika ada didalam, sebab akan mengekang kebebasan dalam berpikir kritis. Maka jalan yang ditempui adalah keluar dari sistem tadi. Namun keluarnya dari sistem yang telah carut marut tadi bukan berarti menghentikan langkah untuk melakukan perbaikan. Justru berada diluar dengan kekonsistenan ide/gagasan akan menyeimbangi arah tindakan dari sistem tersebut.

Penyeimbangan itu terjadi disebabkan kebebasan berpikir kritis yang dimiliki sehingga mampu memandang suatu hal dari berbagai aspek dan mengutarakan pendapat tanpa kwatir ada pihak-pihak yang tersinggung. Dengan demikian pelaksanaan sistem akan tetap terarah karena akan selalu ada yang mengkritisi dalam arti mengingatkan ketika pelaksanaan sistem tersebut keluar dari jalur.